SELAMAT DATANG DI WEBSITE SMA ISLAM AL - IKHWAN SESAIT LOMBOK UTARA YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL - IKHWAN SESAIT: September 2012

Laman

Selasa, 25 September 2012

Microsoft Excel

Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat dan didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan menggunakan strategi marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di dalam komputer mikro hingga saat ini. Bahkan, saat ini program ini merupakan program spreadsheet paling banyak digunakan oleh banyak pihak, baik di platform PC berbasis Windows maupun platform Macintosh berbasis Mac OS, semenjak versi 5.0 diterbitkan pada tahun 1993. Aplikasi ini merupakan bagian dari Microsoft Office System, dan versi terakhir adalah versi Microsoft Office Excel 2007 yang diintegrasikan di dalam paket Microsoft Office System 2007.
Sejarah....

Definisi dan Penggolongan Komputer


Pengertian Komputer

Istilah komputer mempunyai arti luas, kata komputer berasal dari bahasa latin yatu computare yang artinya menghitung, dalam bahasa inggris di sebut to compute. Secara difinisi komputer diterjemahkan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling bekerja sama, dapat menerima data (input), mengolah data (proses) dan memberikan informasi (output) yang terorganisasi dibawah kontrol program yang tersimpan dalam memory.

Operasi Dasar Komputer dan Perangkat lunak dalam Sistem Informasi


A.     Prosedur Baku Menghidupkan dan Mematikan Komputer

Sebelum menggunakan komputer, terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan , yaitu:
1.    Memastikan kabel listrik sudah terhubung dengan komputer
2.    Memastikan kabel monitor, keyboard, mouse, printer dan peralatan lainnya yang dibutuhkan sudah terpasang dengan baik.

A.1 Menghidupkan Komputer

Untuk menghidupkan komputer, kita dapat melakukan langkah-langkah berikut:

Melakukan setting peripheral pada operating system (OS) komputer


Setting Peripheral

Dalam Operating sistem bisa dilakukan setting dali mulai yang sederhana sampai setting yang sifatnya tehnis.
Lakukan setting sebag
ai pengguna saja dulu, dengan membuka desktop, lalu klik kanan mouse, yang akan kita setting adalah berupa tampilannya saja, kita membuka Display Properties :

Microsoft Word


Microsoft Word atau Microsoft Office Word adalah perangkat lunak pengolah kata (word processor) andalan Microsoft. Pertama diterbitkan pada 1983 dengan nama Multi-Tool Word untuk Xenix, versi-versi lain kemudian dikembangkan untuk berbagai sistem operasi, misalnya DOS (1983), Apple Macintosh (1984), SCO UNIX, OS/2, dan Microsoft Windows (1989). Setelah menjadi bagian dari Microsoft Office System 2003 dan 2007 diberi nama Microsoft Office Word.

Senin, 24 September 2012

BAHASA DAN LITERASI (MELEK HURUF)

BAHASA  DAN LITERASI (MELEK HURUF)


Guidepost 6 : Bagaimanakah kemampuan komunikasi dan literasi berkembang selama masa kanak-kanak pertengahan?
 
 




Kemampuan bahasa terus berkembang selama masa kanak-kanak pertengahan. Anak-anak menjadi lebih mampu memahami dan menafsirkan komunikasi lisan dan tulis dan membuat diri mereka dipahami.

A. KOSA KATA, TATABAHASA, DAN SINTAKSIS

Sabtu, 22 September 2012

SOAL MID GEO KELAS XI/1 BIOSFER


YAYASAN PONDOK PESANTREN AL IKHWAN
SMA  ISLAM AL-IKHWAN
SESAIT KECAMATAN KAYANGAN KAB. LOMBOK UTARA
Sekretariat                : Lendang Lego Sumur Pande Lauk  Desa Sesait Kode Pos 83353



SOAL MID SEMESTER GASAL TP. 2012/2013
Bidang Studi
Hari/Tanggal
: GEOGRAFI
: ...........................2012
Kelas / Semester
Waktu
: XI / I
: 60 Menit

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan jelas !
1.      Apakah batu, tanah, dan plastik yang merupakan ekologi biosfer ... ?
2.      Benarkah Udara, air dan tanah merupakan bagian dari ekosistem biosfer ...?, Jelaskan pendapat kalian !

SOAL MID GEO KELAS XI BIOSFER


YAYASAN PONDOK PESANTREN AL IKHWAN
SMA  ISLAM AL-IKHWAN
SESAIT KECAMATAN KAYANGAN KAB. LOMBOK UTARA
Sekretariat                : Lendang Lego Sumur Pande Lauk  Desa Sesait Kode Pos 83353



SOAL MID SEMESTER GASAL TP. 2012/2013
Bidang Studi
Hari/Tanggal
: GEOGRAFI
: ...........................2012
Kelas / Semester
Waktu
: XI / I
: 60 Menit

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan jelas !
1.      Apakah batu, tanah, dan plastik yang merupakan ekologi biosfer ... ?
2.      Benarkah Udara, air dan tanah merupakan bagian dari ekosistem biosfer ...?, Jelaskan pendapat kalian !
3.      Apakah dampak polusi udara dapat menyebabkan terjadinya pemanasan Global....?, Jelaskan !
4.      Apakah yang di maksud dengan pemanasan Global tersebut ... ?
5.      Jelaskan Bagaimana cara kita mengurangi kerusakan Alam di sekitar kita ...?
6.      Apakah sampah plastik dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan ...? Jelaskan !
7.      Dalam usaha pelestarian hutan, apakah reboisasi, abrasi, atau sedimentasi yang menjadi langkah yang tepat untuk melakukan penanaman kembali hutan tersebut ...?
8.      Jelaskan siklus terjadinya fenomena alam yang di sebut dengan Hujan ...!
9.      Apakah keadaan hutan yang lebat, gundul atau subur yang dapat menjadi salah satu faktor terjadinya erosi ...?
10.  Apakah ketinggian suatu tempat dapat mempengaruhi suhu udara disekitarnya ...? jelaskan menurut pendapat kalian !


= = = S E L A M A T    B E K E R J A = = =

Gaya Belajar Anda


Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing2 dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

1. Visual (belajar dengan cara melihat)

Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.

FAKTA DAN OPINI


FAKTA DAN OPINI

Pengertian Fakta & Opini - Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai fakta dan opini. Dalam dunia informasi sekarang, sering kita dibingungkan apakah suatu berita itu suatu fakta atau hanya sekedar opini. Sering kali suatu opini diyakini sebagai fakta. Untuk mengetahui perbedaan antara fakta dan opini, perhatikan beberapa kalimat yang terdapat kalimat di bawah!

Wawasan Wiyata Mandala

Pengertian Wawasan Wiyata Mandala

  • Wawasan berarti  cara meninjau, cara memandang, cara melihat, cara tanggapan indrawi terhadap sesuatu (lingkungan).
  • Wiyata berarti pendidikan.
  • Mandala berati lingkaran, bundaran, bulatan, atau lingkungan.
  • Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajaran.

Sekolah sebagai lingkungan pendidikan dan pembelajan MAKA ................

  • Sekolah mengemban misi pendidikan oleh karena itu sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan lain diluar bidang pendidikan.
  • Sekolah harus benar-benar menjadi ciri khas masyarakat  belajar di dalamnya.
  • Sekolah terus menerus menggali, mengenal, memahami, menyadari,  menguasai, menghayati , dan menyampaikan nilai-nilai positif yang ada pada sekolah.

Tips dan Triks Berharga Dalam Belajar



     Belajar merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa. Belajar pada umumnya dilakukan di sekolah ketika jam pelajaran berlangsung dibimbing oleh Bapak atau Ibu Guru. Belajar yang baik juga dilakukan di rumah baik dengan maupun tanpa PR / pekerjaan rumah. Belajar yang dilakukan secara terburu-buru akibat dikejar-kejar waktu memiliki dampak yang tidak baik.
1.       Belajar Kelompok
Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah menjadi bermain.

Jumat, 21 September 2012

Pelangi Senja di Sembaro

Gambar ini saya ambil di jalan menuju Sembaro, Gangga. Pelangi dan bukit Mur Mas yang menjadi latar belakang gambar menurut saya adalah sebuah lukisan yang sangat sempurna, Subhanallah......

Harun Yahya

Harun Yahya
Harun Yahya


Adnan Oktar
Harun Yahya adalah nama pena Adnan Oktar yang lahir di Ankara pada tahun 1956. Sebagai seorang da'i dan ilmuwan terkemuka asal Turki, beliau sangat menjunjung tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama kepada masyarakat. Adnan Oktar memulai perjuangan intelektualnya pada tahun 1979, yakni ketika menuntut ilmu di Akademi Seni, Universitas Mimar Sinan. Selama berada di universitas tersebut, beliau melakukan pengkajian yang mendalam tentang berbagai filsafat dan ideologi materialistik yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar. Hal ini menjadikan beliau lebih tahu dan paham dibandingkan dengan para pendukung filsafat atau

Kamis, 20 September 2012

Suasana Asri di SMA Islam Al-Ikhwan Sesait












Teras ruang kelas Lama

Suasana siswa setelah mid semester

lokasi Yayasan Al-Ikhwan

Screenshot lokasi Yayasan Al-Ikhwan Sesait melalui Google Earth

BEHIND THE WORKSHOP SMA ISLAM AL-IKHWAN


LOGO KLU DAN AL-IKHWAN



PROPOSAL BEASISWA

PENGARUH PEMBERIAN BEASISWA PRESTASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013


A.  Judul
PENGARUH PEMBERIAN BEASISWA PRESTASI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMPN 3 TANJUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

B.  Latar belakang masalah
Beasiswa adalah bantuan pemerintah maupun swasta berupa sejumlah uang yang diberikan kepada siswa atau calon siswa warga negara Indonesia yang sedang atau akan mengikuti pendidikan di sekolah, Beasiswa ini bertujuan membantu siswa yang berbakat dan berprestasi dari kalangan ekonomi kurang mampu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Bantuan ini biasanya berbentuk dana untuk menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau mahasiswa selama menempuh masa pendidikan di tempat belajar yang diinginkan.
Namun bisa juga beasiswa ini di wujudkan dalam bentuk yang lain, misalnya buku buku pelajaran, fasilitas belajar serta hal lain yang tujuannya untuk memperlancar para penerima bantuan ini agar mereka bisa menyelesaikan pendidikannya tanpa ada gangguan terutama yang berhubungan dengan keuangan hingga tuntas atau lulus.
Hamzah B Uno (2006:29) menyebutkan bahwa Beasiswa prestasi diberikan kepada siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun prestasi non akademik tetapi lebih diutamakan bagi siswa yang berprestasi dibidang akademik. Beberapa tujuan dari pemberian beasiswa ini antara lain adalah : 1) Untuk membantu para pelajar atau mahasiswa agar mereka bisa mencari ilmu sesuai dengan bidang yang ingin dikuasai, terutama bagi yang punya masalah dalam hal pembiayaan. 2) Menciptakan pemerataan suatu ilmu pengetahuan atau pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan. 3) Menciptakan generasi baru yang lebih pintar dan cerdas. Karena dengan adanya bantuan beasiswa ini maka seseorang terutama kaum muda bisa punya kesempatan untuk mendapat pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Dari sini akan tercipta sumber daya manusia baru yang lebih mampu menjawab tantangan jaman yang terus maju ini. 4) Meningkatkan kesejahteraan. Setelah tercipta sumber daya manusia baru yang cerdas, diharapkan mereka ini bisa memberi bantuan lewat ide dan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya ketika menjalani masa pendidikan. Karena ilmu pengetahuan tersebut bisa diterapkan dalam masyarakat dengan tujuan untuk memajukan mereka sehingga kemakmuran dan kesejahteraan lebih mudah dicapai.
Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar peserta didik, selain pemberian motivasi berupa beasiswa, diperlukan pula faktor pendukung lainnya yaitu kondisi dari peserta didik itu sendiri, diantaranya kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011:189) dalam buku Psikologi Belajar menjelaskan tentang Kondisi fisiologis dan kondisi psikologis peserta didik. Kondisi fisiologis terdapat dua macam, yaitu: kondisi fisiologis yang bersifat umum dan yang bersifat khusus. Kondisi fisiologis umum berpengaruh dalam menunjang proses belajar peserta didik. Peserta didik yang segar jasmaninya serta kondisi kesehatan terawat dengan baik, akan meningkatkan kemampuan belajarnya. Kondisi fisiologis khusus melibatkan cara memfungsikan panca indera saat proses belajar berlangsung, terutama penglihatan dan pendengaran. Peserta didik yang kondisi fisiknya lemah, sering sakit-sakitan, cacat salah satu atau beberapa dari panca indera, motivasinya juga akan kurang dibandingkan dengan anak yang normal. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik pendidik maupun peserta didik perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehat­an fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya. Sedangkan kondisi Psikologis, Setelah diterima sebagai peserta didik, merupakan suatu keharusan bahwa kondisi psikologis harus benar-benar dipersiapkan. Hal ini perlu disadari, oleh karena tanpa suatu kesadaran yang mantap, akan berakibat tersendat-sendatnya proses dan keberhasilan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Saifuddin Azwar (2002) membedakan kondisi psikologis ini dalam 2 kategori, yaitu variabel non kognitif dan kemampuan kognitif. Variabel non kognitif terdiri dari minat, motivasi, dan variabel-variabel kepribadian lainnya. Sedangkan variabel kognitif terdiri atas kemampuan khusus (bakat) dan kemampuan umum (intelegensia).
Kemampuan Pembawaan, Kita ketahui bahwa tidak ada dua orang yang pembawaannya sama. Juga di dalam kemampuan belajar, setiap orang mempunyai potensi kemampuan sendiri-sendiri. Misalnya kemampuan pembawaan berupa kecerdasan. Kecerdasan sangat menentukan kecepatan atau penerimaan pelajaran. Tetapi jelas peserta didik yang cerdas tanpa memelihara kecerdasannya yakni tanpa belajar dengan teratur, akan berakibat tersendat-sendat perjalanan studinya. Sebaliknya, yang kurang cerdas, tapi belajar rajin, teratur, terjadwal dan terprogram, meskipun tidak secepat kemampuan peserta didik yang cerdas, akan tetap lancar studinya.
Kemauan Belajar (Minat dan Motivasi), Tak ada seorangpun yang memungkiri, bahwa tanpa minat dan motivasi tidak akan tercapai hal yang diharapkan. Motivasi adalah penting sekali bagi belajar. Untuk dapat memberi motivasi pada orang yang belajar, kita harus mengetahui dasar psikis dari orang yang belajar. Orang yang belajar adalah orang yang hidup yang telah mempunyai kebiasaan-kebiasaan, kesenangan dan ketidaksenangan, emosi, sikap kecemasan serta ketakutan. Selain itu, manusia datang ke dunia telah mempunyai keinginan-keinginan dan kebutuhan-kebutuhan. Kebutuhan ini makin lama makin meningkat dan makin kompleks.
Sikap terhadap Pendidik dan mata pelajaran, Sikap peserta didik terhadap pendidik dan mata pelajarannya akan mempengaruhi proses belajarnya. Peserta didik yang benci terhadap pendidik tidak akan lancar belajarnya. Mungkin sikap siswa terhadap pendidik dipengaruhi oleh penampilan dan sikap dari pendidik yang bersangkutan. Pendidik yang tidak ramah, selalu muram, dan cara berpakaian yang kurang baik akan mempengaruhi sikap siswa. Demikian pula sikap peserta didik terhadap mata pelajaran juga merupakan faktor penentu keberhasilan belajar.
Bimbingan di dalam belajar, peserta didik butuh bimbingan. Beimbingan ini perlu diberikan untuk mencegah usaha-usaha yang membuta sehingga anak tidak mengalami kegagalan, melainkan dapat membawa kesuksesan. Bimbingan dapat menghindari kesalahan dan memperbaikinya.
Menurut kepala sekolah SMP Negeri 3 Tanjung, pemberian beasiswa prestasi dipandang sangat penting. Hal tersebut di tujukan untuk meningkatkan hasil belajar para peserta didik yang menerima beasiswa tersebut, dan mengharapkan para peserta didik tersebut dapat menuntaskan pendidikannya di SMP Negeri 3 Tanjung dengan hasil yang memuaskan dan berguna untuk memudahkan mereka dalam melanjutkan pendidikannya pada sekolah-sekolah lanjutan yang mereka inginkan.
Pemberian beasiswa prestasi di SMP Negeri 3 Tanjung telah di lakukan semenjak sekolah tersebut mulai berdiri hingga sekarang, manfaat yang di peroleh dalam proses belajar dan mengajar dari hal tersebut sangat dirasakan baik itu oleh peserta didik maupun pendidik yang ada di SMP Negeri 3 Tanjung.
Untuk itu, penulis ingin mengambil salah satu faktor yaitu Pengaruh Pemberian Beasiswa Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik, Penulis ingin meneliti seberapa besar pengaruh pemberian beasiswa terhadap motivasi belajar peserta didik SMPN 3 Tanjung dengan mengampil sampel perbandingan motivasi belajar peserta didik beasiswa dan non beasiswa SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013.

C.  Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang dapat di rumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Pengaruh Pemberian Beasiswa Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik di SMPN 3 Tanjung Tahun Pelajaran 2012/2013 ?”

D.  Batasan masalah
Batasan masalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam penulisan proposal ini. Dalam pembatasan masalah yang tepat dan benar, maka arah dari pembahasan masalah akan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Penyusunan Proposal ini, penulis memberikan batasan mengenai :
1.    Pengaruh pemberian beasiswa terhadap motivasi belajar Peserta Didik.
2.    Motivasi belajar peserta didik di SMPN 3 Tanjung



E.  Tujuan penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.    Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Beasiswa Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik di SMPN 3 Tanjung Tahun Pelajaran 2012/2013.
2.    Untuk mengetahui Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik di   SMPN 3 Tanjung Tahun Pelajaran 2012/2013.
3.    Untuk mengetahui Perbedaan Motivasi Peserta didik yang mendapatkan beasiswa dengan yang tidak mendapatkan beasiswa pada peserta didik di SMPN 3 Tanjung Tahun Pelajaran 2012/2013..

F.   Manfaat penelitian
1.    Manfaat secara teoritis
a.    Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya maupun masyarakat pada umumnya mengenai pengaruh Pemberian Beasiswa terhadap motivasi belajar peserta didik di SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013.
b.    Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai keaktifan Peserta Didik dalam proses pembelajaran dan prestasi belajar maupun Motivasi belajar peserta didik di SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013.
c.    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian yang sejenis pada waktu yang akan datang.
2.    Manfaat praktis
a.    Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya keaktifan Peserta Didik dalam proses pembelajaran dan motivasi belajar untuk mendukung pencapaian prestasi belajar secara optimal.
b.    Sebagai calon pendidik, pengetahuan dan pengalaman selama mengadakan penelitian ini dapat ditransformasikan kepada peserta didik pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

G. Tinjauan pustaka dan perumusan hipotesis
1.    Penegasan pengertian istilah
a.    Beasiswa
Beasiswa pada umumnya merupakan pemberian biaya untuk pendidikan bagi peserta didik yang masih aktif mengikuti pembelajaran di suatu sekolah atau perguruan tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, beasiswa dimaknai sebagai tunjangan yang diberikan kepada pelajar atau mahasiswa sebagai bantuan biaya belajar. Beasiswa juga bisa dimaknai lain yakni sebagai dana siswa atau dharma siswa. (www.artikata.com/arti-320966-beasiswa.php).
Menurut Agus Lahinta (2009) mengatakan pengertian beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan.
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan. Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya pendidikan. Beasiswa merupakan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan ekonomi dan/atau memiliki motivasi yang baik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa).
b.   Motivasi
Pengertian dasar motivasi ialah “Keadaan internal organisme (baik manusia ataupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah” (Gleitman, dalam Muhibbin, 1997:136). Sedangkan menurut Daryanto motivasi adalah alasan atau dorongan (1998:407). Menurut Dimyati (2002:80) motivasi adalah kekuatan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk prilaku mengajar.
Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar. Sedangkan Motivasi menurut Kartini Kartono (2004 : 18) adalah gambaran pendorong kerja disugestikan berwujud dan insentif berupa uang sebagai satu-satunya rangsangan untuk bekerja. Belajar sendiri di artikan sebagai sebagai suatu proses timbul atau berubahnya tingkah laku melalui latihan (usaha pendidikan) dan dibedakan dengan perubahan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan kepada latihan usaha pendidikan itu sendiri (Hilgar, E.R, 1984 dalam Masrial, 1993 : 8)
2.    Landasan teori
a.    Pengertian Beasiswa
Beasiswa memiliki arti sebagai bantuan yang diberikan pada siswa dalam bentuk dana atau uang yang akan digunakan untuk membantu proses pendidikan. Sesuai dengan terminology dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 (2002:141), beasiswa adalah “ tunjangan yang diberikan kepada pelajar dan peserta didik sebagai bentuan biaya belajar”. Beasiswa dimaksudkan sebagai bantuan yang diberikan pada siswa balam bentuk dana atau berupa uang yang dapat digunakan untuk membantu keperluan proses pendidikan.
Beasiswa adalah bantuan untuk membantu orang terutama bagi yang masih sekolah atau kuliah agar mereka dapat menyelesaikan tugasnya dalam rangka mencari ilmu pengetahuan hingga selesai (anneahira.com). Bantuan ini biasanya berbentuk dana untuk menunjang biaya atau ongkos yang harus dikeluarkan oleh anak sekolah atau mahasiswa selama menempuh masa pendidikan di tempat belajar yang diinginkan.
Beasiswa juga ditujukan untuk mengantisipasi mahalnya memperoleh pendidikan yang diharapkan memenuhi segala kebutuhan dalam proses belajar agar proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa beasiswa berfungsi sebagai bantuan dana bagi siswa yang kurang mampu maupun yang bermotivasi untuk memperoleh pendidikan yang layak yang diberikan oleh suatu lembaga pemerintah maupun swasta.
b.   Jenis dan Penggunaan Beasiswa
Cahyadi (2004:9) menjelaskan bahwa jenis Beasiswa dibagi menjadi dua, yaitu: pertama, beasiswa bagi peserta didik bermotivasi, adalah beasiswa yang memang ditujukan kepada peserta didik yang memiliki motivasi baik. Dan kedua, beasiswa yang diberikan kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan untuk menjalankan proses pendidikannya.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1996), beasiswa digunakan untuk memenuhi keperluan biaya pendidikan seperti iuran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), peralatan belajar (buku, alat tulis, dan lain-lain), seragam, dan pengeluaran lain yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Dengan adanya bantuan dana atau beasiswa ini peserta didik dapat memenuhi segala kebutuhan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Penetapan pemberian beasiswa kepada peserta didik didasarkan atas beasiswa dan tingkat ekonomi peserta didik. Peserta didik dengan tingkat ekonomi yang rendah, mendapatkan beasiswa untuk membantu segala keperluan dalam proses pendidikan, sedangkan peserta didik dengan motivasi yang baik mendapatkan beasiswa atas motivasi yang diraih.
Jadi dapat disimpulkan bahwa beasiswa digolongkan berdasarkan jenis dan penggunaannya terutama untuk bidang pendidikan. Jenis beasiswa dikelompokkan berdasarkan lembaga pemberi beasiswa itu sendiri dan macam beasiswa yang diberikan. Sedangkan penggunaan beasiswa lebih diarahkan untuk memenuhi segala keperluan dalam menjalakan proses pendidikan sehingga pemberian beasiswa lebih efektif.
c.    Tujuan Beasiswa
Secara umum penggunaan beasiswa adalah untuk meringankan beban biaya pendidikan (Hasan, 2004). tujuan beasiswa yakni:
1)   Untuk meningkatkan pemerataan dan kesempatan belajar bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ekonomi.
2)   Mendorong dan mempertahankan semangat belajar para peserta didik agar mereka dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu.
3)   Mendorong meningkatkan motivasi akademik sehingga memacu peningkatan kualitas pendidikan. Pemberian beasiswa ditujukan untuk mencukupi kebutuhan proses pembelajaran sesuai dengan yang termuat dalam pedoman pemberian dan tujuan beasiswa.
Segala kebutuhan untuk memperlancar proses pembelajaran dapat terpenuhi dengan adanya beasiswa yang berperan untuk membantu pemerataan pendidikan dan memperlancar proses belajar dengan baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan beasiswa adalah untuk meringankan beban biaya pendidikan sehingga peserta didik dapat memperoleh pendidikan yang layak tanpa harus terkendala oleh mahalnya biaya pendidikan biaya pendidikan, dan dapat terus memacu motivasi belajar peserta didik.
d.   Pengertian motivasi
Motivasi menggambarkan suatu dorongan yang menggerakkan manusia untuk bertindak dengan cara tertentu. Hal ini membuktikan bahwa motivasi muncul karena adanya suatu kebutuhan. Kebutuhan menunjukkan adanya kekurangan yang dialami individu. Kekurangan yang dapat bersifat fisiologis, psikologis, atau sosiologis. Kebutuhan tersebut mendorong dan mengarahkan untuk mengurangi kekurangan akan kebutuhan.
Motivasi juga merupakan cadangan energi dalam diri seseorang yang nantinnya dapat digunakan dalam mewujudkan keinginannya. Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya.
Memotivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan (Hasibuan, 2006:141).
Menurut J.P. Chaplin (2000), motivasi adalah suatu variabel yang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Perusahaan bukan hanya mengharapkan karyawan mampu, cakap dan terampil tetapi yang terpenting setiap karyawan mau bekerja dengan giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan karyawan tidak ada artinya bagi perusahaan jika karyawan tidak mau bekerja giat.
Motivasi menurut Robbins (dalam Winardi, 2001:1) adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Anorogo (2006:38) motivasi adalah suatu model dalam menggerakkan dan mengarahkan seseorang agar dapat melaksanakan tugasnya masing-masing dalam mencapai sasaran dengan penuh kesadaran, kegairahan dan tanggung jawab.
Mitchell dalam Winardi (2001:1) menyatakan motivasi mewakili prosesproses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Lebih lanjut Hodgetts dan Luthan (dalam Usmara, 2006) mengemukakan motivasi sebagai proses psikologis melalui keinginan yang belum terpuaskan, yang diarahkan ke pencapaian tujuan.
Motivasi dapat berfungsi sebagai proses pemberian motif (penggerak) kerja kepada karyawan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi. Anorogo (2001:34) memberikan pengertian motivasi adalah kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu.
Motivasi menurut Edwin B. Flippo (dalam Hasibuan, 2006:143) motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan organisasi agar mampu bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para karyawan dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
Sedangkan menurut Hamalik (1995) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu proses tingkah laku yang diamati dan meramalkan tingkah laku orang lain, serta menentukan karakteristik proses berdasarkan petunjuk-petunjuk tingkah laku seseorang. Petunjuk tersebut dapat dipercaya apabila tampak kegunaanya untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku lainnya.
Jadi Motivasi dapat disimpulkan: (1) Sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu. (2) Sebagai suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan perusahaan agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan karyawan dan tujuan perusahaan sekaligus tercapai. (3) Sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku. Pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku. (4) Sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. (5) Sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

H.  Metode penelitian
1.    Jenis penelitian
Metode adalah pendekatan yang digunakan dalam rangka mengadakan pendekatan terhadap masalah yang dihadapi atau diteliti. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli yang mengatakan bahwa “Metode adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2008 : 1). Metode eksperimen adalah suatu pendekatan dimana situasi atau gejala dibuat dengan sengaja ditimbulkan” (Suharsimi Arikunto, 2002 : 12).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif sebagai pendekatan dalam mengumpulkan data. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivise, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Analisis kualitatif adalah analisa data dengan menggunakan analisis deskriptif non statistic melalui penjelasan kata-kata yang akhirnya dapat di tarik suatu kesimpulan. Secara garis besar langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu persiapan, tabulasi atau perumusan data dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian. (Suharsimi Arikunto, 1998:240).
Dalam menganalisis data yang bersifat kualitatif ini, maka menggunakan pola berpikir deskriptif analisis induktif. Induktif yaitu cara berfikir yang berangkat dari faktor-faktor khusus, peristiwa yang konkrit, kemudian dari faktor dan peristiwa konkrit itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum (Sutrisno Hadi, 2000:42).
Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:
a.       Penelaahan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, dokumentasi, gambar, foto dan lain sebagainya.
b.      Mereduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.
c.       Penyusunan dalam satuan-satuan, pertama satuan itu harus mengarah pada satu pengertian atau tindakan yang diperlukan peneliti, dan kedua satuan-satuan itu harus dapat disatukan.
d.      Kategori, yaitu penyusunan kategori yang dalam hal ini salah satu tumpukan dan seperangkat tumpukan yang telah disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.
e.       Pemeriksaan keabsahan data, yaitu pemeriksaan data yang di dapat secara keseluruhan untuk memastikan apakah sudah valid atau masih ada yang dilakukan pengulangan atau revisi. (Lexi J. Moleong, 2001:190-193)
Sedangkan proses analisis data dilakukan setelah data yang diperoleh sudah final artinya tidak lagi melakukan wawancara atau observasi untuk mencari informasi. Analisis data dilakukan untuk menemukan makna setiap data atau informasi kemudian ditafsirkan dengan akal sehat (common sense) lantas di pilah-pilah kemudian dibandingkan satu dengan yang lain. Apabila data-data yang ada sudah dapat di pahami, maka dapat dilakukan usaha pencarian kekeliruan atau kekurangan yang utama untuk kemudian diselesaikan, untuk menemukan konsep-konsep pemecahan masalah dari sudut pandang sumber data itu. (Hadari Nawawi dan H.Mimi, 1966:189-191)

2.    Populasi dan sampel
a.    Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1996:108). Sedangkan populasi menurut Sutrisno Hadi (1990:53) adalah keseluruhan wilayah individu, obyek atau peristiwa untuk digeneralisasikan. Dan menurut Sri ningsih (1983:87) populasi adalah sejumlah individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang sama.
Beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh individu atau obyek penelitian yang di dalamnya terdapat satu atau lebih sifat yang sama, yang merupakan daerah untuk digeneralisasikan dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik dan Pendidik SMP Negeri 3 Tanjung. Jumlah Pendidik SMPN 3 Tanjung 30 orang dan jumlah peserta didik 280 dengan jumlah keseluruhan 310 orang.
b.   Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Hadi, 1990:57). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998:117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang mewakili untuk di teliti baik dari peserta didik dan unsur Pendidik SMPN 3 Tanjung. Dari unsur Pendidik SMPN 3 Tanjung diambil 50% dari anggota sampel, yaitu 15 orang dari 30. Sedangkan dari unsur peserta didik diambil 20% dari jumlah sampel, yaitu 56 orang dari 280, (Arikunto, 1998:120).
3.    Data penelitian
a.    Jenis dan sumber data
Penulisan proposal ini berupa penelitian lapangan, yaitu penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata atau lisan orang-orang dan perilaku yang diamati. (Robert B dan Steven J. yang dikutip Leay Moloeng, 1993 : 3).
Dalam penelitan kualitatif, analisa data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul, kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk merumuskan masalah, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Data kualitatif, yaitu data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
b.   Tekhnik pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri penelitian kualitatif.
Suharsimi Arikunto (2002 : 136) menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Di dalam metode penelitian kualitatif, lazimnya data dikumpulkan dengan beberapa teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu; 1). wawancara, 2). observasi, 3). dokumentasi, dan 4). diskusi terfokus (Focus Group Discussion). Sebelum masing-masing teknik tersebut diuraikan secara rinci, perlu ditegaskan di sini bahwa hal sangat penting  yang harus dipahami oleh setiap peneliti adalah alasan mengapa masing-masing teknik tersebut dipakai, untuk memperoleh informasi apa, dan pada bagian fokus masalah mana yang memerlukan teknik wawancara, mana yang memerlukan teknik observasi, mana yang harus kedua-duanya dilakukan, dst. Pilihan teknik sangat tergantung pada jenis informasi yang diperoleh.
1)   Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau, merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Karena merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya.
Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni; 1) mengenalkan diri, 2) menjelaskan maksud kedatangan, 3) menjelaskan materi wawancara, dan 4) mengajukan pertanyaan (Yunus, 2010: 358).
Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat sebagai berikut; 1). ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang, 2). cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan, 3). mulai pertanyaan dari hal-hal sederhana hingga ke yang serius, 4).  bersikap hormat dan ramah terhadap informan, 5). tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, 6). tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan  masalah/tema penelitian, 7). tidak bersifat mengpendidiki terhadap informan, 8). tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah, dan 9). sebaiknya dilakukan secara sendiri, 10) ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). wawancara mendalam (in-depth interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-kali; 2). wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam, wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat  dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan informan, sehingga suasana terasa kaku.
Dalam praktik sering juga terjadi jawaban informan tidak jelas atau kurang memuaskan. Jika ini terjadi, maka peneliti bisa mengajukan pertanyaan lagi secara lebih spesifik. Selain kurang jelas, ditemui pula informan menjawab “tidak tahu”. Menurut Singarimbun dan Sofian Effendi (1989: 198-199), jika terjadi jawaban “tidak tahu”, maka peneliti harus berhati-hati dan tidak lekas-lekas pindah ke pertanyaan lain. Sebab, makna “tidak tahu” mengandung beberapa arti, yaitu:
a)    informan memang tidak mengerti pertanyaan peneliti, sehingga untuk menghindari jawaban “tidak mengerti", dia menjawab “tidak tahu”.
b)   informan sebenarnya sedang berpikir memberikan jawaban, tetapi karena suasana tidak nyaman dia menjawab “tidak tahu”.
c)    pertanyaannya bersifat personal yang mengganggu privasi informan, sehingga jawaban “tidak tahu’ dianggap lebih aman
d)   informan memang betul-betul tidak tahu jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Karena itu, jawaban “tidak tahu" merupakan jawaban sebagai data penelitian yang benar dan sungguh yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti.
2)   Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca indera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok. Berikut penjelasannya:
a)    Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b)   Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.
c)    Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.
3)   Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
4)   Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group Discussion), yaitu upaya  menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya, sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti. Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan yang lebih objektif.
4.    Variabel penelitian
Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi obyek penelitian (Yatim, 1996:11) Variabel dalam hal ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan peneliti (Rahman, 1998 : 52). Sering pula diartikan bahwa variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (1999 : 97) variabel yaitu obyek penelitian yang bervariasi.
a.    Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian beasiswa di SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013.
b.    Variabel Terikat.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar peserta didik yang mendapatkan beasiswa di SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013.
5.    Analisis data
Analisis Data Kualitatif adalah proses kegiatan yang meliputi mencatat, mengorganisasikan, mengelompokkan dan mensintesiskan data selanjutnya memaknai setiap kategori data, mencari dan menemukan pola, hubungan-hubungan dan memaparkan temuan-temuan dalam bentuk deskripsi naratif, bagan, flow chart, matriks maupun gambar-gambar yang bisa dimengerti dan pahami oleh orang lain.
Dalam penelitian kualitatif teknis analisis data yang digunakan belum ada pola yang jelas sehingga belum ada panduan yang pasti. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis data berdasarkan tingkat intelektual dan kreativitasnya sehingga membebaskan peneliti untuk membentuk pola tersendiri yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.
Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, menpendidiktkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa  dipahami dengan mudah.
Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian. Di dalam penelitian lapangan (field research) bisa saja terjadi karena memperoleh data yang sangat menarik, peneliti mengubah fokus penelitian. Ini bisa dilakukan karena perjalanan penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga fokus yang sudah didesain sejak awal bisa berubah di tengah jalan karena peneliti menemukan data yang sangat penting, yang sebelumnya tidak terbayangkan. Lewat data itu akan diperoleh informasi yang lebih bermakna. Untuk bisa menentukan kebermaknaan data atau informasi ini diperlukan pengertian mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, pengalaman dan expertise peneliti. Kualitas hasil analisis data kualitatif sangat tergantung pada faktor-faktor tersebut.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai data dari masing-masing variabel serta untuk menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan analisis data.
a.    Teknik Deskripsi Data
Data yang diperoleh dideskripsikan dengan menggunakan statistik deskripstif, statistik deskriftif ini meliputi penentuan skor Maksimal ideal (Mi) dan Standar Deviasi ideal (SDi).
Untuk menentukan harga Mi dan SDi adalah dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Mi     = (skor maksimal ideal + skor minimal ideal).
SDi    = (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)
(Wayan Nurkencana dan PPN. Sumartana, 1986 : 90).

Berdasarkan harga Mi dan SDi maka dibuat tabel konversi untuk pengkategorian masing-masing variabel sebagai berikut :
Mi + SDi sampai Mi + 3 SDi        = tinggi
Mi – 1 SDi sampai < Mi + 1 Sdi   = sedang
Mi – 3 3 SDi sampai < Mi -1 SDi = rendah
(Wayan Nurkencana dan PPN. Sumartana, 1986 : 90).
b.   Teknik Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik parametrik. Teknik ini dipilih didasarkan atas tujuan tersebut, maka teknik yang paling tepat digunakan adalah teknik analisis pragmentaris korelasi sederhana. Sesuai dengan teknik analisis yang dipilih tentu saja diimbangi dengan persyaratan analisis yang harus dipenuhi. Maka persyaratan analisis yang paling penting untuk dipenuhi adalah persyaratan linieritas di samping uji normalitas data.
c.    Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis dengan statistik berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu digunakan rumus chi-kuadrat sebagai berikut :
X2 =
Keterangan :
X2 = nilai chi-kuadrat
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 259)
Kriteria :
Data berdistribusi normal jika X2hitung < X2tabel  dan sebaliknya data yang tidak berdistribusi normal jika X2hitung > X2tabel  pada taraf uji 95 %.
d.   Uji Homogenitas Data
Untuk menguji homogenitas data dalam penelitian ini digunakan untuk membuktikan homogenitas data dari beberapa sampel yang akan di analisis dan dapat menguji dua atau lebih kelompok sampel.
Adapun rumus teknik uji Barlet tersebut adalah sebagai berikut :
X2 = Ln 10 { B - ∑ ( Ni – 1 ) log Si2 }
Keterangan :
Ln 10 = 2,3026 ( bentuk logaritma dari bilangan 10 )
B        = Satuan Barlet
S        = Standar deviasi total
Ni       = Besaran ukuran sampel
Untuk B = (log S2) ∑ ( Ni – 1 )

Kriteria : “ Jika X2hitung > X2tabel  ( 1-) (k-1), dimana ( 1-) (k-1) diperoleh dari daftar distribusi chi-kuadrat, maka data yang diperoleh tidak homogen dan apabila X2hitung < X2tabel , maka data yang diperoleh tidak homogen pada taraf signifikansi 5 % atau taraf kebenaran 95%.

6.    Pengujian hipotesis
Setelah peneliti mengadakan penelahan yang mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
“Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian” (Fraenkel dan Wallen dalam Yatim Riyanto, 2001 : 16). Atas dasar pendapat di atas, hipotesis yang diajukan masih perlu diuji kebenarannya. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini berbentuk alternatif yang terdiri dari hipotesa mayor dan hipotesa minor. Sesuai dengan teknik analisis yang digunakan seperti disebutkan di atas, maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho).
(Ha)
Ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pemberian beasiswa terhadap motivasi belajar peserta didik di SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013
(Ho)
Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan pengaruh pemberian beasiswa terhadap motivasi belajar peserta didik di SMPN 3 Tanjung tahun pelajaran 2012/2013

Untuk keperluan pengujian hipotesis digunakan teknik uji-t (t-tes). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang positif dan signifikan tentang pemberian pemberian beasiswa dengan yang tidak mendapatkan  Beasiswa pada peserta didik di SMPN 3 Tanjung
 Description: z=\frac{\overline{x}-\mu_0}{\sigma}\sqrt n
Dengan keterangan:
Description: \overline{x}= Rata-rata sampel
Description: \mu_0= Dugaan rata-rata populasi
Description: \mu_1= Rata-rata populasi 1
Description: \mu_2= Rata-rata populasi 2
*   = Simpangan baku populasi
Description: n= Jumlah sampel
Description: \sigma^2= Varians populasi
Description: s= Simpangan baku sampel
E.L.; Romano, Joseph P. (2005).

1.    Tolak Ho, apabila t hitung  > t table pada taraf uji 95 % dan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 -2). Dan sebaliknya apabila t hitung  < t table maka Ho diterima pada taraf uji yang sama.
2.    Ho di tolak artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan menerima Ho artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

I.         Jadwal kegiatan penelitian
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yang dimulai dari Bulan Juli 2012 sampai dengan Bulan September 2012 dan tempat melakukan penelitian ini yaitu di SMPN 3 Tanjung Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat.
NO
KEGIATAN
BULAN
Juli
2012
Agustus
2012
September
2012
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
Persiapan















2
Penyusunan Proposal















3
Konsultasi Proposal















4
Perizinan















5
Penyusunan Skripsi















6
Konsultasi Skripsi















7
Seminar

















DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta : Rineka Cipta
Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Creswell, John W., Vicki L. Plano Clark. 2007. Designing and Conducting Mixed Methods Research.Thousand Oaks: SAGE Publications
Definisi Beasiswa, Arti kata: Beasiswa. (online) (www.artikata.com/arti-320966-beasiswa.php, di akses 7 September 2012)
Depdiknas. 2003. Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Pendidikan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah (Keputusan Menteri Nomor 053/V/2001 Tanggal 19 April 2001. Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdiknas. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Dirjen Manajemen Dikdasmen Direktorat Pembinaan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama.
E.L.; Romano, Joseph P. (2005). Testing Statistical Hypotheses (edisi ke-3E). New York: Springer
Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya..
Mulyana, Dedy. 2004. Metoologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas.
Pengertian beasiswa, definisi, fungsi manfaat dan tujuan beasiswa (0nline) (http://www.anneahira.com, diakses 7 september 2012).
Siagian P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.
Singarimbun, Masri  dan Sofian Effendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3S
Sobry Sutikno, Jurnal Peran Pendidik Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, Kamis, 11 September 2007. www.depdiknas.go.id
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bandung : Remaja Rosda Karya.
Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Suparlan, 2007.Jurnal Dimensi Mutu Pendidikan, www.depdiknas.go.id
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas. (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Beasiswa, di akses 7 september 2012).
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.